02 August 2025 – Baterai ev daur ulang menjadi fokus utama kolaborasi antara Institut Teknologi Bandung dan Curtin University, yang mempresentasikan prototipe desain baterai lithium‑ion pada 31 Juli lalu. Desain ini menitikberatkan pada kemudahan daur ulang sejak tahap perancangan, sehingga memungkinkan baterai bekas diproses ulang secara efisien dan lebih ramah lingkungan.
Para peneliti menekankan bahwa selama ini baterai kendaraan listrik yang sudah habis masa pakai masih dikategorikan sebagai limbah B3 tanpa sistem pengolahan yang memadai. Dengan desain awal yang modular, komponen penting seperti logam nilai tinggi dapat dipisah dan diolah ulang. Ini bukan hanya mengurangi limbah berbahaya tetapi juga menghemat sumber daya bahan baku seperti lithium, nikel, dan kobalt.
Penelitian tersebut dipamerkan dalam forum diskusi publik yang diselenggarakan oleh platform kerja sama pengetahuan Indonesia–Australia dan sejumlah pihak industri. Salah satu peneliti ITB, Dr. Eng. Bentang Arief Budiman, menjelaskan bahwa nilai ekonomi dari daur ulang baterai tergantung jenis baterai—NCM memiliki nilai lebih tinggi dibanding LFP, sehingga proses daurnya perlu diselaraskan dengan efisiensi biaya dan pemanfaatan material.
Diharapkan hasil riset ini menjadi pijakan bagi pengembangan kebijakan nasional terkait pengelolaan baterai EV. Regulasi yang mendukung pengumpulan, repurpose, dan daur ulang baterai bekas diperlukan untuk menjamin ekosistem kendaraan listrik yang berkelanjutan. Jika terimplementasi, ini akan mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor dan memperkuat kemandirian di sektor energi bersih.
Langkah ini menunjukkan bahwa pendekatan sistemik sejak desain produk hingga pengolahan akhir menjadi strategi kunci memperkuat ekosistem EV di Indonesia. Dengan dukungan regulasi, akademisi, dan industri, Indonesia dapat memimpin inovasi daur ulang baterai kendaraan listrik dalam kawasan.