Meritagehighlands.com – Terkait proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh, Chief Executive Officer (CEO) Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara, Rosan Perkasa Roeslani, mengungkapkan bahwa saat ini terdapat tiga opsi pembayaran utang yang sedang dikaji. Hal ini disampaikan pada acara refleksi satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran di Jakarta, pada 16 Oktober 2023.
Proyek KCJB, sebagai proyek kereta cepat pertama di Asia Tenggara, menghadapi biaya yang membengkak hingga mencapai US$7,2 miliar, dengan US$1,2 miliar di antaranya merupakan cost overrun. Penjelasan dari Rosan menyatakan bahwa pihaknya Sebagian besar pembahasan melibatkan kementerian terkait, termasuk Kementerian Keuangan.
Rosan menyatakan, “Kami sedang mengevaluasi penyelesaian Whoosh ini secara keseluruhan.” Sementara itu, rincian mengenai ketiga opsi tersebut belum diungkapkan. Semua alternatif masih dalam tahap pembahasan dan diharapkan dapat difinalisasi sebelum keputusan diambil secara bersama oleh kementerian yang terlibat.
Selain itu, Chief Operating Officer (COO) BPI Danantara, Dony Oskaria, menambahkan bahwa salah satu opsi yang dipertimbangkan adalah penambahan ekuitas untuk memperkuat pendanaan proyek. Dia juga menyebutkan kemungkinan penyerahan sebagian infrastruktur kepada pemerintah untuk dikelola sebagai Badan Layanan Umum (BLU), mirip dengan model pengelolaan infrastruktur perkeretaapian lainnya di Indonesia.
Saat ini, Danantara masih menunggu keputusan resmi dari pemerintah mengenai skema terbaik untuk menyelesaikan utang proyek KCJB.