26 Juni 2025 – Pemerintah Indonesia segera menyiapkan berbagai langkah strategis sebagai antisipasi dampak serius dari konflik Selat Hormuz. Eskalasi ketegangan di jalur perdagangan minyak terbesar dunia tersebut dikhawatirkan memicu gangguan pasokan minyak internasional, yang berdampak langsung terhadap stabilitas harga bahan bakar dalam negeri.
Dalam rapat koordinasi terbatas di Jakarta, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rachmat Yudianto menyatakan, pemerintah tengah menyiapkan skenario cadangan strategis guna meredam gejolak harga di pasar domestik.
“Kita memiliki rencana konkret menghadapi dampak dari konflik Selat Hormuz ini, terutama cadangan bahan bakar dan diversifikasi sumber pasokan,” ujar Rachmat Yudianto.
Selain itu, Kementerian Perdagangan juga berkolaborasi dengan operator logistik nasional untuk memastikan pasokan barang dan distribusi bahan pokok tetap stabil. Langkah ini penting dilakukan untuk mencegah lonjakan biaya logistik yang dapat menekan daya beli masyarakat.
Pakar energi Universitas Indonesia, Dr. Indra Gunawan, menegaskan pentingnya kesiapan pemerintah dalam mengantisipasi situasi global semacam ini. Menurutnya, kesiapan tersebut menjadi kunci menjaga stabilitas ekonomi nasional.
“Indonesia harus memiliki strategi jangka pendek dan panjang. Konflik Selat Hormuz merupakan risiko global yang tidak bisa kita abaikan,” jelas Dr. Indra.
Melalui berbagai langkah antisipatif ini, pemerintah berharap mampu menjaga ketahanan ekonomi nasional di tengah ancaman gangguan pasokan global.