Penggunaan AI dalam Kedokteran: Tanggapan Dekan FKUI Terhadap Menkes

Penggunaan AI dalam Kedokteran Tanggapan Dekan FKUI Terhadap Menkes

Jakarta – Pernyataan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengenai potensi keterbelakangan dokter jika menolak adopsi teknologi kecerdasan buatan (AI) mendapat tanggapan dari Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI). Menurut Dekan, pernyataan tersebut tidak sepenuhnya mencerminkan kenyataan dalam praktik kedokteran di Indonesia.

Pernyataan ini muncul pada acara seminar tentang pemanfaatan AI dalam dunia kesehatan yang diadakan di Jakarta. Menteri Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa penggunaan teknologi AI diyakini dapat meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam diagnosis dan perawatan. Ia mengingatkan bahwa dokter yang enggan beradaptasi dengan teknologi canggih bisa tertinggal dalam perkembangan bidang medis.

Namun, Dekan FKUI berpendapat bahwa meskipun integrasi AI memiliki potensi yang besar, pernyataan tersebut seharusnya tidak mengandung nada yang menakut-nakuti tenaga medis. Ia menegaskan bahwa keahlian manusia dalam melakukan diagnosis dan memahami konteks pasien masih sangat diperlukan, meskipun AI dapat membantu dalam analisis data yang besar.

Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa pendidikan dokter di Indonesia sudah mengarah pada penguasaan teknologi modern. Namun, proses ini membutuhkan waktu dan pemahaman yang mendalam dari masing-masing tenaga medis. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara teknologi dan praktik medis tradisional untuk mencapai hasil yang optimal.

Dengan demikian, penggunaan AI dalam dunia kesehatan harus dipandang sebagai alat pendukung, bukan sebagai pengganti peran dokter. Keseimbangan antara kecerdasan buatan dan keahlian manusia merupakan kunci untuk masa depan yang lebih baik dalam pelayanan kesehatan.

Baca Juga  Dell Inspiron 14 Plus: Laptop Copilot+ Berperforma Tinggi dan Tangguh

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *