19 Agustus 2025 – Masalah anak putus sekolah masih menjadi tantangan signifikan di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Data terbaru menunjukkan bahwa sebanyak 8.691 anak dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari SD/MI hingga SMP/MTs, belum atau tidak melanjutkan pendidikan mereka.
Pengawas SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Purbalingga, Untung Sugiharto, menjelaskan bahwa ada berbagai faktor yang menyebabkan fenomena ini. Beberapa di antaranya termasuk kondisi ekonomi yang sulit, pernikahan dini, kesulitan akses pendidikan, serta rendahnya motivasi untuk belajar. Menurut Untung, situasi ini berdampak langsung pada masa depan generasi muda serta pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di wilayah tersebut.
Untuk mengatasi masalah ini, Dindikbud Purbalingga meluncurkan Program Anak Usia Sekolah Tidak Sekolah (PAPA). Program ini berfokus pada pemulangan anak-anak ke jalur pendidikan formal dan nonformal, disertai dengan penyediaan keterampilan praktis yang memungkinkan mereka untuk mandiri.
Dengan mengusung layanan pendidikan yang terjangkau dan relevan, pemerintah daerah berkomitmen agar tidak ada anak yang kehilangan haknya untuk belajar. Pada tahap awal, Pemerintah Kabupaten Purbalingga mengalokasikan anggaran sebesar Rp1,247 miliar untuk program ini, dengan bantuan bervariasi antara Rp450 ribu hingga Rp1,5 juta per anak.
Melalui program PAPA ini, diharapkan anak-anak semakin menyadari pentingnya pendidikan dan kembali termotivasi untuk menempuh jalur pendidikan yang layak. Untung menyatakan harapannya agar inisiatif ini dapat berkontribusi positif terhadap peningkatan kualitas hidup dan IPM di Purbalingga.