Jakarta, 21 Juni 2025 – Penyerapan anggaran untuk program makan gratis yang ditujukan bagi siswa dan ibu hamil dilaporkan masih sangat rendah. Hingga semester pertama tahun 2025, realisasi program tersebut baru mencapai Rp4,45 triliun atau sekitar 2,6% dari total alokasi anggaran Rp171 triliun.
Kementerian Sosial (Kemensos) menyampaikan bahwa rendahnya penyaluran anggaran disebabkan oleh beberapa kendala teknis di lapangan, termasuk proses administrasi dan verifikasi penerima manfaat yang lamban. Target pemerintah untuk mencapai setidaknya 50% realisasi pada semester pertama tahun ini tampaknya sulit dicapai.
Direktur Pelaksanaan Program Sosial Kemensos, Dr. Fitri Handayani, mengakui situasi ini dalam konferensi pers di Jakarta kemarin. “Kami memang menghadapi tantangan besar, terutama dalam mempercepat verifikasi data di tingkat daerah. Koordinasi antar-instansi juga harus lebih ditingkatkan agar dana bisa cepat tersalurkan kepada penerima manfaat,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, pengamat kebijakan publik dari Universitas Indonesia, Dr. Rahmad Kusuma, menilai pemerintah perlu segera memperbaiki mekanisme birokrasi dan memperkuat koordinasi lintas kementerian agar program strategis ini berjalan optimal.
“Program makan gratis ini vital untuk mencegah stunting dan meningkatkan kualitas SDM Indonesia. Jangan sampai program mulia ini justru terhambat oleh birokrasi yang tidak efisien,” kata Rahmad saat dihubungi secara terpisah.
Kemensos berjanji akan mengevaluasi seluruh prosedur untuk mempercepat realisasi penyaluran pada semester kedua tahun ini demi mencapai target yang telah ditetapkan.