Meritagehighlands.com – Gerakan No Kings 2 telah memicu aksi protes besar-besaran di seluruh Amerika Serikat. Lebih dari 2.500 demonstrasi direncanakan berlangsung pada hari Sabtu ini, meningkatkan jumlah protes yang terjadi sebelumnya pada bulan Juni yang lalu. Para penyelenggara menyatakan bahwa gerakan ini bertujuan untuk menolak agenda presiden yang dianggap memiliki kecenderungan otoriter oleh pemerintah Donald Trump.
Aksi tersebut diprakarsai saat situasi politik memanas di tengah penutupan pemerintah yang berlangsung. Kritikus menyalahkan protes tersebut sebagai salah satu faktor penyebab ketidakstabilan, dengan Ketua DPR Mike Johnson menyatakan tanpa bukti bahwa demonstrasi ini berkontribusi pada situasi tersebut. Di lain pihak, peserta protes menilai bahwa tindakan pemerintah di bawah Trump, termasuk pengintaian imigrasi dan penyerangan terhadap kebijakan inklusi, telah melanggar hak asasi manusia.
Protes pertama No Kings 2 dilaksanakan saat Trump menjalankan lima bulan kedua masa jabatannya, di mana banyak kebijakan kontroversial dikeluarkan. Para demonstran mencatat bahwa di Los Angeles, tindakan federalisasi Garda Nasional oleh Trump tanpa persetujuan gubernur lokal, Gavin Newsom, menunjukkan eskalasi kekuasaan presiden yang mengkhawatirkan.
Seiring meningkatnya ketegangan, pemimpin negara bagian dan lokal menentang pengerahan Garda Nasional di kota-kota besar yang dipimpin oleh Partai Demokrat. Penolakan tersebut dibarengi dengan potensi konflik hukum yang masih tertunda di pengadilan. Gubernur Texas, Greg Abbott, bahkan mengerahkan pasukan Garda Nasional ke Austin menjelang protes, yang dikaitkan dengan potensi keterlibatan pihak antifa.
Meskipun penilaian negatif dari sebagian politisi, para penyelenggara menekankan bahwa demonstrasi adalah upaya damai untuk menyoroti penolakan terhadap tindakan pemerintah yang dianggap melanggar kebebasan sipil.