China Tingkatkan Pengawasan Kuil dan Proses Reinkarnasi Tibet

[original_title]

Meritagehighlands.com – Pemerintah China telah memperketat kontrol atas kuil dan reinkarnasi di Tibet dengan penerapan teknologi canggih seperti CCTV, pengenalan wajah, drone, dan pelacakan ponsel di area monastik. Tindakan ini merupakan bagian dari perubahan signifikan yang terjadi sejak berdirinya Republik Rakyat China pada 1949, di mana pendekatan Partai Komunis China (PKC) terhadap agama telah mengalami transformasi menuju regulasi yang lebih struktural.

Buddhisme, meski diakui secara resmi sebagai salah satu dari lima agama yang diizinkan, tetap memiliki afiliasi formal yang rendah. Menurut Pew Research pada 2023, hanya sekitar 4% orang dewasa di China, atau sekitar 42 juta orang, yang mengidentifikasi sebagai penganut Buddha. Sebuah survei mencatat bahwa 33% dari mereka meyakini Buddha atau bodhisattva, dan 35% melakukan praktik seperti menyalakan dupa setidaknya sekali dalam setahun.

Kondisi Buddhisme di Tibet, bagaimanapun, menunjukkan erosi sistematis yang mengkhawatirkan. Periodik antara 2016 hingga 2019, pemerintah berhasil mengusir antara 6.000 hingga 17.000 biksu dan biarawati dari lembaga penting seperti Larung Gar dan Yachen Gar. Pada 2024, regulasi baru menambah tekanan dengan menanamkan indoktrinasi politik ke dalam kehidupan monastik, yang memunculkan kecemasan di kalangan penganut.

Penerapan teknologi tinggi ini mencerminkan upaya pemerintah untuk mengawasi praktik religi yang dinilai tidak sejalan dengan kebijakan negara. Pengontrolan yang ketat ini menunjukkan bahwa meskipun ada pengakuan resmi, realitas Buddhisme di China, terutama di Tibet, berada dalam kondisi yang semakin tertekan.

Baca Juga  PPDB Ricuh di Jakarta dan Surabaya: Sistem Zonasi dan Server Dikeluhkan Warga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *