Meritagehighlands.com – Presiden Rusia, Vladimir Putin, menegaskan bahwa negaranya tidak akan pernah tunduk pada tekanan yang diberikan oleh Amerika Serikat, meskipun baru saja dijatuhkan sanksi terhadap dua perusahaan minyak besar, Rosneft dan Lukoil. Pernyataan ini disampaikan Putin di tengah laporan bahwa China dan India telah mengurangi impor minyak Rusia sebagai respons terhadap langkah sanksi dari AS.
Sanksi terbaru yang diumumkan oleh Washington, yang mulai berlaku pada Rabu, menargetkan Rosneft dan Lukoil serta sejumlah anak perusahaan mereka. Langkah ini diambil oleh pemerintahan AS untuk meningkatkan tekanan pada Kremlin agar bersedia merundingkan penyelesaian konflik di Ukraina. Sanksi ini merupakan yang pertama setelah Donald Trump kembali menjabat sebagai Presiden pada Januari lalu.
Putin mengakui bahwa sanksi tersebut mungkin berdampak pada ekonomi Rusia, meski ia berusaha meremehkan efeknya. Dalam media lokal, ia menyatakan bahwa tindakan ini hanyalah bentuk “tindakan tidak bersahabat” yang tidak akan memperbaiki hubungan Rusia dengan AS. “Tidak ada negara yang menghargai dirinya sendiri yang akan melakukan apapun di bawah tekanan,” ungkapnya kepada jurnalis.
Sementara itu, tindakan AS ini juga diikuti oleh Uni Eropa yang menyetujui larangan bertahap terhadap impor gas alam cair dari Rusia. Washington mengharapkan sanksi tersebut dapat mempengaruhi keputusan Putin untuk kembali ke meja perundingan dengan mengganggu sumber pendapatan ekonomi Rusia, seperti yang terlihat dari kenaikan harga minyak global hingga 5%.
Putin mengingatkan bahwa sanksi-sanksi ini dapat membebani ekonomi global, seraya mendorong Trump untuk mempertimbangkan dampak keputusan yang diambil pemerintahannya. Pada umumnya, sanksi terbaru ini melarang negara dan perusahaan asing untuk berbisnis langsung dengan produsen minyak utama Rusia dan memutuskan akses ke sistem keuangan internasional.