Adat Toraja: Menyebarkan Cinta, Bukan Kebencian

[original_title]

Meritagehighlands.com – Polemik mengenai komika Pandji Pragiwaksono yang dinilai melanggar adat dan budaya Toraja menimbulkan reaksi beragam di masyarakat. Dalam konteks ini, akademisi berdarah Toraja, Y Paonganan atau Ongen, mengingatkan bahwa semangat adat Toraja sejatinya adalah untuk menyembuhkan dan mengajarkan kasih, bukan untuk menghukum.

Dalam pernyataannya pada Sabtu, 8 November 2025, Ongen menegaskan bahwa adat Toraja bersifat penuh kasih sayang dan bukan otoriter. Ia berpendapat bahwa jika Pandji benar-benar memahami filosofi adat tersebut, tindakan yang dianggap menyinggung budaya tidak akan dilakukannya. Setelah insiden tersebut, Pandji telah meminta maaf, dan Ongen menyatakan bahwa sebagai sesama Toraja, ia memaafkan komika tersebut. Ia juga menilai bahwa denda adat yang dipohon oleh beberapa kelompok bukanlah hal yang perlu dituruti.

Pernyataan Ongen mendapatkan perhatian besar di kalangan masyarakat Toraja, terutama setelah video Pandji yang dianggap meremehkan tradisi Rambu Solo’. Beberapa kelompok tradisional bahkan mendorong agar Pandji dikenakan sanksi sosial atau “denda adat” sesuai hukum tradisional yang berlaku. Namun, Ongen berargumen bahwa pendekatan tersebut tidak mencerminkan nilai-nilai sejati dari adat lembang, yang harusnya menekankan pada cinta kasih dan kehormatan.

Dengan merujuk pada ajaran kakeknya, Puang Dian, Ongen menekankan bahwa adat seharusnya berfungsi untuk memperbaiki kesalahan dan bukan untuk menjatuhkan aib. Ia menegaskan bahwa perbuatan memaafkan adalah bentuk kehormatan tertinggi bagi orang Toraja yang sejati, menggarisbawahi pentingnya hubungan antarmanusia dalam masyarakat Toraja.

Baca Juga  Proyek Pembangunan Sekolah Baru Dimulai di Rote Ndao

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *