Penduduk Baduy Dibegal, Kontroversi Penolakan RS DKI

[original_title]

Meritagehighlands.com – Seorang pemuda Baduy bernama Repan menjadi korban pembegalan bersenjata di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, pada Minggu dini hari, 26 Oktober 2025. Dalam peristiwa tersebut, Repan tidak hanya kehilangan barang berharga, tetapi juga mengalami luka akibat sabetan senjata tajam di lengan kiri.

Repan, yang secara rutin berjalan kaki dari Baduy menuju Jakarta untuk berjualan madu, diserang oleh empat pelaku yang datang dengan dua sepeda motor. Mereka menodongkan celurit dan merampas tasnya, yang berisi madu, ponsel, serta uang tunai. Walaupun berusaha melawan, Repan terluka akibat serangan tersebut.

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 04.15 WIB di Jalan Pramuka. Setelah diserang, Repan ditinggalkan tanpa bantuan di lokasi. Ia mencoba mencari pertolongan di rumah sakit terdekat, namun mengaku ditolak karena tidak memiliki KTP dan dianggap masih di bawah umur. Hanya perban seadanya yang ia terima di luar rumah sakit.

Dengan luka yang parah, Repan akhirnya berjalan kaki hingga ke rumah seorang pembeli madu, Johan “Nello” Chandra, yang kemudian membawanya ke klinik dan merujuknya ke RS Ukrida, di mana Repan menerima perawatan medis yang memadai.

Kasus ini resmi dilaporkan ke Polsek Cempaka Putih pada 2 November 2025, dan anggota kepolisian masih mencari pelaku berdasarkan bukti dan kesaksian di lapangan. Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung membantah isu bahwa rumah sakit menolak orang tidak memiliki KTP, menjelaskan bahwa kendala terjadi karena masalah komunikasi. Ia menegaskan semua rumah sakit memiliki tanggung jawab dalam penanganan kondisi darurat.

Baca Juga  Bantuan Subsidi Upah Cair Lewat PT Pos Indonesia Hari Ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *