ESA Lakukan Simulasi Badai Matahari, Satelit Tak Selamat

Meritagehighlands.com – Badan Antariksa Eropa (ESA) telah menyelesaikan simulasi cuaca antariksa ekstrim yang menggambarkan dampak dari badai matahari terburuk. Dalam skenario ini, semua satelit yang diuji mengalami kerusakan akibat badai matahari super yang meniru Peristiwa Carrington tahun 1859, yang dikenal sebagai badai geomagnetik paling dahsyat dalam sejarah.

Simulasi ini berlangsung di pusat kendali misi ESA di Darmstadt, Jerman, dengan tujuan menguji kesiapan tim operasi dan satelit untuk merespons saat badai matahari besar terjadi. Kegiatan ini juga merupakan bagian dari persiapan untuk peluncuran Sentinel-1D, satelit pengamat Bumi yang dijadwalkan mengorbit pada November 2025.

Wakil Manajer Operasi Satelit Sentinel-1D, Thomas Ormston, menyatakan, “Jika peristiwa seperti itu terjadi, tidak ada solusi yang efektif. Fokusnya adalah menjaga keamanan satelit dan meminimalkan kerusakan.” Dalam simulasi, matahari melepaskan tiga serangan beruntun, dimulai dengan semburan sinar-X yang menyebabkan gangguan komunikasi dan sistem radar.

Serangan berikutnya melibatkan badai partikel berenergi tinggi yang merusak perangkat keras satelit, diikuti oleh lontaran massa korona yang meningkatkan hambatan terhadap satelit, mengakibatkan risiko tabrakan dan memperpendek masa pakai satelit. Koordinator Pemodelan Cuaca Antariksa ESA, Jorge Amaya, menekankan bahwa tidak ada satelit yang aman dari ledakan besar seperti Peristiwa Carrington.

Simulasi ini juga menunjukkan dampak luas badai geomagnetik terhadap infrastruktur di Bumi, termasuk komunikasi dan jaringan listrik. Kepala Simulasi Sentinel-1D, Gustavo Baldo Carvalho, mengingatkan bahwa ancaman badai matahari bukan sekadar kemungkinan di masa depan, tetapi kenyataan yang harus dihadapi.

ESA berencana untuk memperluas sistem pemantauan cuaca antariksa dan meluncurkan misi Vigil pada 2031, yang bertujuan memberikan peringatan dini untuk menghadapi ancaman badai matahari secara lebih efektif.