Site icon meritagehighlands.com

Upaya ESDM Kurangi Impor BBM dan Capai Swasembada Energi

[original_title]

Meritagehighlands.com – Babak akhir dari polemik kuota impor bahan bakar minyak (BBM) memasuki triwulan keempat 2025. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah berhasil menjembatani negosiasi antara pengelola stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta dan Pertamina. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Laode Sulaeman, mengungkapkan bahwa Vivo telah mendekati kesepakatan, dan BP-AKR akan memesan tambahan satu kargo berisi 100 ribu barel BBM dalam waktu dekat.

BP-AKR sebelumnya telah membeli 100 ribu barel bahan bakar murni dari Pertamina Patra Niaga pada akhir Oktober 2025. Pemulihan pasokan RON 92 di SPBU berwarna hijau ini menunjukkan hasil dari langkah Kementerian ESDM yang tidak memperbesar kuota impor untuk badan usaha swasta, melainkan mengalihkan sebagian kuota impor Pertamina kepada mereka.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa kuota impor 2025 untuk badan usaha swasta berpotensi ditambah sebesar 10 persen pada 2026, meskipun data kebutuhan impor saat ini sudah tersedia namun komisaris belum menentukan besaran kuota. Kuota impor yang tersisa sebesar 34 persen dengan total 7,52 juta kiloliter dianggap cukup untuk memenuhi alokasi tambahan bagi SPBU swasta hingga akhir tahun ini.

Kementerian ESDM mencatat bahwa Indonesia tetap mengimpor 330 juta barel minyak pada 2024. Jumlah ini terdiri dari 128 juta barel minyak mentah dan 202 juta barel BBM, sementara produksi minyak nasional berada di angka 212 juta barel. Untuk mengatasi tingginya angka impor, ada kebutuhan mendesak untuk meningkatkan produksi minyak dalam negeri dan mengeksplorasi sumber energi alternatif yang lebih bersih.

Exit mobile version