Kenang Letnan Achiyat, Pahlawan yang Menginspirasi Bangsa

Meritagehighlands.com – Peringatan Hari Pahlawan pada 10 November 2025 kali ini menyoroti momen penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, khususnya peristiwa heroik di Surabaya pada 1945. Pasca Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus, situasi negara belum stabil dan tentara Inggris yang mendarat di Jakarta mulai menduduki Surabaya pada 25 September 1945. Kedatangan mereka, yang tergabung dalam AFNEI, dilatarbelakangi oleh tugas melucuti tentara Jepang dan mengembalikan kekuasaan Belanda.

Perlawanan rakyat Surabaya terjadi setelah mereka menolak kembalinya Belanda berkuasa dengan dukungan sekutu. Tindakan perobekan bendera Belanda di Hotel LMS pada 19 September 1945 memicu pertempuran yang berkepanjangan, yang puncaknya terjadi pada 10 November 1945. Dalam peristiwa tersebut, diperkirakan lebih dari 20.000 jiwa rakyat Surabaya dan 1.600 prajurit sekutu menjadi korban.

Di antara pejuang yang dikenang, letnan Achiyat, yang dikenal sebagai Alap-alap Simokerto, mencuri perhatian karena kepemimpinannya dalam pertempuran. Ia diduga terlibat dalam insiden kematian Brigadir Jenderal Mallaby, pemimpin tentara Inggris di Jawa Timur, pada 30 Oktober 1945. Meskipun tidak ada kepastian mengenai pelakunya, Achiyat diketahui sebagai sniper yang handal di usia muda.

Dalam pengakuan yang disampaikan oleh putranya, Akbar Achiyat, terungkap bahwa ayahnya mengonfirmasi keterlibatannya dalam peristiwa itu menjelang ibadah haji pada 1973. Achiyat, lahir di Simokerto, memiliki kontribusi yang signifikan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Nama dan jasa-jasanya tercantum di Museum Tugu Pahlawan, menjadikannya salah satu pahlawan yang dihormati.

Akbar berharap generasi muda memahami pentingnya Hari Pahlawan dan menghargai pengorbanan para pejuang, yang menjadi faktor penting diakui internasionalnya kemerdekaan Indonesia. Letnan Achiyat meninggal akibat kecelakaan pada tahun 1976 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Ngagel, Surabaya.