Site icon meritagehighlands.com

DIPLOMAT SENIOR SERU KEDEPAN KEADILAN ATAS KEJAHATAN PERANG SUDAN

[original_title]

Meritagehighlands.com – Kejahatan perang di Sudan menjadi sorotan setelah diplomat senior menuduh Pasukan Dukungan Cepat (RSF) terlibat dalam pembunuhan massal dan kekerasan seksual di El-Fasher, ibu kota Darfur Utara. Tuduhan tersebut disampaikan oleh Duta Besar Sudan untuk Mesir, Imadeldin Mustafa Adawi, yang juga menyebut adanya dukungan asing, khususnya dari Uni Emirat Arab (UEA), dalam konflik ini.

Sejak April 2023, Sudan terlibat dalam perang saudara, dan pengambilalihan El-Fasher oleh RSF baru-baru ini menandai kekalahan besar bagi tentara Sudan. Perdana Menteri Sudan, Kamil Idris, mendukung pernyataan Adawi dan menyerukan pengadilan internasional untuk RSF. Namun, Idris menolak gagasan untuk mengerahkan pasukan asing demi menjaga kedaulatan negara.

Adawi meminta masyarakat internasional tidak hanya mengeluarkan pernyataan kecaman, tetapi juga bertindak tegas, termasuk menempatkan RSF dalam kategori organisasi teroris. Ia juga menegaskan bahwa Sudan tidak akan melibatkan UEA dalam perundingan damai, menyebut UEA sebagai pihak yang tidak dapat dipercaya dalam konteks ini.

Tuduhan Adawi terkait dukungan UEA mendapat tanggapan dari penasihat presiden UEA, Anwar Gargash, yang membantah klaim tersebut. Gargash menegaskan bahwa UEA berupaya membantu menghentikan perang dan mengakui kesalahan masa lalu terkait kudeta 2021.

Sementara itu, situasi kemanusiaan semakin memprihatinkan. Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) melaporkan bahwa sebanyak 1.565 orang telah mengungsi dari Kordofan Utara dan Selatan, menuju berbagai lokasi, termasuk kota-kota di negara bagian Sungai Nil Putih. Negara-negara seperti Mesir, Arab Saudi, UEA, dan Amerika Serikat juga telah mengutuk kekerasan di El-Fasher serta menyerukan peningkatan bantuan kemanusiaan.

Exit mobile version